Kamis, 22 Maret 2012

Ada Cara lain untuk dekat dengan ALLAH SWT


Nilai dan Faedah Lapar

Wahai pencari maqam posisi dekat dengan Allah ketahuilah faedah lapar  adalah penyempurnaan jiwa (nafs) dan makrifah Allah swt. Juga fadhailnya disebut dalam hadits begitu agung dan besar. Oleh karena itu kita mencari sebab, hikmat dan falsafahnya.

Diriwayatkan dari Rasulullah saw, dimana beliau bersabda: ”Bukalah jiwa kamu menuju mujahidah dengan perantara lapar dan haus, karena tindakan ini sama dengan melaksanakan jihad dijalan Allah swt, sebagaimana tidak ada amal yang lebih dicintai Allah swt selain dari lapar dan haus”. Begitu juga dalam hadist lain bahwa: ”Dihari kiamat; posisi yang lebih dekat pada Allah swt diantara kamu pada Allah swt adalah mereka yang lebih banyak (menahan) lapar dan mereka yang banyak berfikir tantang Allah swt”. Disabdakan pada Usamah: ”Kalau bisa, ketika malaikat maut hendak mengambil nyawamu, (adalah)ketika perutmu lapar dan tenggorokanmu haus, lakukanlah hal ini, karena perbuatan ini adalah posisi yang paling mulia. Kedudukan yang dapat kamu dibayangkan, adalah dekatnya posisi kamu dengan Rasul, para malaikat bersuka ria ketika ruh mu tiba serta Allah swt mengucapkan salam dan salawat kepadamu”. Disabdakan juga: ”Laparkan perutmu dan keringkan badanmu, semoga Allah swt akan melihat hatimu”. Dalam hadists mi’raj Allah swt berfirman kepada Rasulullah saw: ”Wahai Ahmad, apakah enkau mengetahui faedah dan hasil dari puasa?”. Saya berkata:”Tidak wahai Ilahi”. Allah swt berfirman: ”Hasil dan faedah dari puasa adalah mengurangi makan dan bicara. Kemudian Allah swt menjelaskan hasil dari pada diam para pemikir dengan berfirman:”Diam mewariskan hikmat, dan hikmat mewaritskan ma’rifat, dan ma’rifat mewaritskan yakin, karena hamba sampai pada tingkatan yakin, tidak ada sisa lagi, untuknya tidak ada beda apakah kehidupannya susah atau mudah?!. Ini adalah posisi shahib ridha. Bagi siapa yang beramal mencapai ridha Saya, maka tiga hasil yang akan pasti didapatkannya. Akan diajarkan kepadanya rasa syukur, sehingga tidak bercampur antara kejahilan dan kebodohan, zikir dan ingat tanpa ada kelupaan, kasih dan sayang akan diberikan kepadanya sehingga tidak akan didahulukan kasihnya kepada makhluk melebihi cintanya kepada Allah swt karena Saya pemilik cinta, dan Saya akan mencintainya. Ciptaan Saya akan menuju pada kasihnya, mata dan hatinya selalu terpaku pada keagungan dan kemuliaan DiriKu, padanya ilmu sehingga kesumat hamba tidak tersembunyi.

Pada kegelapan malam dan terangnya siang Kami akan bermunajat sehingga hilang dan terputuslah bahaya makhluk yang ada bersamanya. Firman-Ku dan ucapan para malaikat akan sampai pada telingnya. Kebenaran dan rahasia-Ku yang tertutup atau tersembunyi dari semua makhluk akan jelas dan terang baginya “.

Kemudian difirmankan:”Akal dan idrak-nya akan tenggelam dalam pengetahuan marifat-Ku, dan Saya akan duduk di akalnya, kemudian kematian, tekanan, panas dan ketakutan akan menjadi ringan dan mudah, sehingga (dengan cepat dan selamat)akan masuk kedalam sorga. Ketika malaikat maut turun kepadanya dan mengatakan:”Selamat padamu, berbahagialah!. Tuhanpun rindu padamu!”. Sampai disitu disabdakan dan kemudian Allah swt berfirman:”Ini adalah sorgaKu, tinggalah disitu, ini adalah lingkunganKu, tenanglah (dan tetaplah)!. Maka ruh menjawab:”Wahai Sembahanku?!. Engkau telah mengetahuia aku, maka saya denganMu tidak memerlukan semua makhluk. Demi Keagungan dan KemuliaanMu aku bersumpah, kalau Engkau hendak memotong-motongku, dan hidup diantara hamba-MU dengan keadaan yang paling sengsara, dan tujuh puluh kali terbunuh, maka kesenangan dan ridha Engkau akan lebih aku cintai”. Hingga disini difirmankan, kemudian Allah swt berfirman:”Demi Kemuliaan dan keagunganKu, Aku bersumpah, diantara Aku dan engkau tidak ada batasan masapun yang akan menjadi hijap atau penutup, ketika engkau menghendaki dan menginginkan datanglah kepadaKu, inilah apa yang Aku perbuat pada kekasihKu”.

Pada riwayat ini telah ditunjukkan dengan jelas hikmat dan falsafah lapar dan keutamaannya. Kalau kita ingin mengetahui lebih jauh dan jelas tentang keutamaan dan faedah dari pada lapar dalam puasa ini, maka lihatlah pada ulama akhlak yang akan membawakan riwayat yang ada. Karena mereka akan menjelaskan tentang keutamaan besar dari lapar, diantaranya adalah penyembuh hati, karena kenyang akan memperbanyak uap di otak, jiwa akan lambat beraktivitas dalam berfikir dan menentukan, terjadinya rasa berat sehingga akan membutakan hati. Dan rasa lapar adalah lawannya, lapar akan mengobati hati dan kecepatannya, hati akan terus beraktivitas berfikir yang berkelanjutan dengan makrifat, kemudian selalu siap untuk menerima cahaya (Ilahi), sebagaimana diriwayatkan oleh Rasulullah saw: ”Siapa yang membiarkan perutnya lapar, maka fikiran dan pemahamannya akan membesar”. Begitu banyak lagi faedah dari lapar.



Rahasia Perjamuan Pesalik dengan Lapar

Rahasia Allah swt menentukan untuk menerima tamuNya adalah dengan lapar. Karena itu adalah untuk nikmat yang lebih baik dan tinggi dari nikmat makrifat, qurb- dekat- dan liqa’. Dan rasa lapar adalah paling dekatnya sebab untuk itu.Puasa adalah jamuan Allah swt untuk hambaNya.

Bagi seorang pesalik dijalan Allah swt lapar dan puasa bukan sekedar taklif, tapi adalah jamuan yang wajib disyukuri dan dilakukannya. Keinginan Allah swt inilah yang perlu diketahui kedudukannya serta mendalami nilai yang terdapat dari ayat panggilan Ilahi dari ayat suciNya. Karena itu adalah panggilan dan undangan kepada kalian untuk sampai pada ketempat pertemuan. Dari nikmatnya kebaikan dan kefahaman dari hikmah dan falsafah tasyri’ puasa tersebut adalah mengurangi makan dan dan melemahkan kekuatan badan, sehingga dari sisi ini, puasa yang dilakukan disiang hari dapat dilakukan pula dimalam hari. Puasa bukan hanya sekedar untuk tidak makan dan minum, tapi harus bersama puasa puasa telinga, mata, mulut, dan sebagian kabar mengatakan bahwa kulit dan rambutpun harus berpuasa.

Niat dan Tujuan Pesalik dalam Puasa

Wahai para pesalik, untuk amal (puasa) ini tidak layak hanya dengan berniat untuk menghilangkan/mencegah murka Ilahi, sebagaimana tidak layak hanya dengan tujuan untuk mendapatkan pahala dan masuk kedalam nikmat sorga sekalipun dengannya semua itu bisa didapat. Tapi haruslah berniat bahwa dengan puasa akan mendekatkan diri kepada Allah swt, mendekatkan diri dan ridha Allah swt. Dengan ini, maka akan dijauhkan dari syifat syaithani dan mendekat pada sifat malaikatiyah.

Ketika ini sudah diketahui, dengan pemahaman pengetahuan agar menjauhi semua tindakan dan perkataan yang menjauhkan diri saat(hadir dihadapan Allah swt). Karena tindakan yang menjauhkan diri kepada Allah swt itu bertentangan dengan keinginanNya dalam perjamuan di perhelatan ini maka, janganlah bergembira disaat engkau datang, kedekatan dan kehadiran pada dar al dhiyafah (tempat perjamuan) yang sebagai istana Mun’im (Allah swt) karena semua rahasia dan apa yang ada di hati hamba-hambaNYA telah diketahui oleh Nya. Jangan melupakan Allah swt karena Dia memperhatikan kamu, jangan sekali-kali kita melakukan protes, sementara Dia ada dihadapan kamu. Demi jiwaku aku besumpah, bahwa ini dalam hukum akal merupakan perbuatan qabaih ‘adhimah (keburukan/cela yang agung), dimana akal tidak akan ridha jika dengan sahabatnya berlaku demikian, (apakah lagi dengan Tuhannya).

Tapi karena kita berada di tempat yang sempurna dan Fadhl Ilahi, maka semua kealpaan ini tidak menjadikan kita terusir, karena Dia telah mengampuni hambaNya sehingga tidak keluar dari lingkungan taklif. Tapi juga hamba haruslah memahami kadar Tuan dan Sayyidnya untuk tidak bertindak hanya sebanding halal dan haram, tapi haruslah sebanding Ketuanan dan KeSayyidanNya, bertindak dengan ubudiyah padaNya atau lebih rendah dari ini, yaitu tindakan orang yang hina dan dina.

Dengan kata lain, hamba haruslah berlaku sebagaimana yang dipesankan oleh Imam Shadiq as. Beliau berkata: “Ketika engkau berpuasa hendaknya, memandang bahwa dirimu diundang dan dekat dengan akherat [kematian]. Keadaanmu dalam keadaan tunduk, khusu’,rendah dan hina dalam keadaan ketakutan dihadapan Tuhannya, bersihkan hatimu dari cela dan jaukan bathinmu dari makar dan tipu muslihat serta semua bentuk perbuatan yang keluar dari Ilahi.

Tetapkanlah dalam puasa untuk meletakkan kekuasaan hanya pada Allah swt dengan ikhlas (mengetahui hanya Allah swt yang pantas disembah). Berharaplah sepenuhnya pada Allah swt, hati dan badan hanya untuk Allah swt. Pada hari-hari puasamu, jadikan hati untuk cinta dan zikir, badan beramal untuk ridhaNya, hilangkah semua dari apa yang tidak diperlukan dalam undangan (perjamuan) itu. Imam as menasehatkan juga (dimana kita harus bersedia untuk melakukannya) bahwa kita harus menjaga agar semua anggota badan jauh dari bahaya, penentangan dan larangan Allah swt, terutama “lidah”, sehingga debat dan sumpahpun perlu dihindari.

Kemudian diakhir riwayatnya beliau bersabda:”Apabila kalian mengamalkan pesanku tentang semua hal yang pantas bagi orang orang yang puasa, maka (puasanya) telah benar, kalau tidak demikian, maka fadhilah dan pahalanyapun akan kurang dari”.

Maka fikirkanlah apa yang telah dipesankan tentang kewajiban orang puasa, kemudian berharaplah dengan nilainya, maka ketahuilah bahwa diri diundang dan dekat dengan akherat, hati akan keluar dari lingkungan duniawi dan tidak keluar dari kesiapan untuk lingkungan akherat. Bagitu juga kalau hatinya hudhu’,dan besih dari semua hal yang bukan Ilahi. Kalau saja hati dan badannya merendah hanya untuk Allah swt dan menghindar dari semua hal yang bukan Ilahi, maka ruh,hati dan badan serta semua wujudnya ada pada zikir Allah swt, mahabbah Allah swt, tenggelam dalam ibadah Allah swt maka puasanya menjadi puasa orang-orang “muqarribin” (orang orang yang dekat dengan Allah swt).

Begitulah Allah swt berfirman atas hak orang orang yang dekat dengannNYA, untuk berpuasa yang demikian, sekalipun hanya satu hari dalam umurnya”.

Tingkatan Puasa

Ada tiga macam tingkatan puasa yang dilakukan oleh umat manusia.

1. Puasa Awam: yaitu puasa yang hanya seekedar meninggalkan makan, minum dan wanita. Sebagaimana apa yang dikatakan para fuqaha tentang kewajiban dan muharamat yang ditentukan untuk puasa.

2. Puasa Khawash [Panca Indera]: yaitu selain dari pada apa yang harus ditinggalkan tersebut, seorang yang berpuasa harus menjaga semua anggota badannya dari pekerjaan yang dilarang Allah swt.

3. Puasa Khawash Al Khawash [Jiwa]: yaitu meninggalkan semua perkara yang menghalangi manusia kembali kepada Allah swt dan beramal hanya untuk Allah swt, baik halal maupun haram.

Pada tingkatan dua dan tiga ada banyak peringkat/bagiannya [gradasinya] juga, terutama pada peringkat kedua, sebanyak tingkatan ashabul yamin dari mukminin, dimana setiap personal memiliki batasan sendiri dan tidak sama dengan sahabatnya. Setiap orang yang sampai pada(tingkatan) tersebut maka mereka adalah orang yang amalnya dekat dengan orang yang ada diatasnya.

Tingkatan Orang Berpuasa Berdasarkan Motivasi

Orang yang berpuasa terbagi menjadi kebeberapa bagian dilihat dari motivasi dan niatnya berpuasa. Sebagian orang berpuasa dengan tujuan benar yaitu tidak hendak melakukan hal yang membatalkan puasanya,tapi bukan karena Allah swt, seperti takut kepada masyarakat atau berusaha untuk mendapatkan keuntungan dirinya sendiri,atau karena adat kebiasaan muslimin.

Sebagian yang lain berpuasa karena takut pada azab neraka dan mengharapkan pahala Allah swt.

Sebagian yang lain, hanya takut akan azab neraka dan mengharapkan pahala dari Allah swt. Hanya sedikit yang hanya berharap pada pahala saja, karena kebanyakan dari mereka motifasinya adalah untuk mencegah dari azab dan mengharapkan pahala.

Sebagian lain, selain dari berniat untuk meninggalkan azab dan meraih pahala, juga berkeinginan untuk mendekatkan diri kepada Allah swt dan mendapatkan ridha daripadaNya.

Dan sebagian lain, dengan ikhlas hanya untuk mendekatkan diri dan ridha Allah swt.

Mereka yang mengharapkan peringkat ruhaniah mukhlishin, selalu berusaha untuk Mahbub-nya, dia akan berusaha sepenuhnya untuk menambah setiap usaha (riyadhah) bagi dirinya. Kalau saja ada dua perbuatan yang sama fadhilahnya, maka dia akan memilih salah satu yang lebih berat untuk jiwanya. Inilah hak dari semua yang menjadi muqarab, berbahgialah mereka, sebagaimana yang dilakukan oleh Amiril Mukminin as.

Hal yang penting dan harus dijaga sebelum memulai berbuka puasa atau sahur setelah membaca Basmalah (bismillahir Rahman ir Rahim) adalah membaca surat Al Qadr.

Tingkatan Puasa Para Pesalik dan Puasa Benar [makbul]

Perhatikanlah wahai orang yang berpuasa!. Apa yang dapat dipetik dari akhbar; ghibah, bohong, memandang hal-hal yang diharamkan seperti memandang bukan muhrim, didasari dengan kebencian dan kedhaliman –sedikit ataupun banyak- akan membatalkan puasa, karena puasa bukan hanya tidak makan dan minum saja. Karena orang yang (sebenarnya) berpuasa harus juga berpuasa telinga, mata, lidah, faraj dan perutnya. Kaki dan tangannyapun harus terjaga. Banyaklah diam,kecuali kata kata untuk kebaikan. Bersahabatlah dan berbuat baiklah dengan pembantu dan pelayanmu, karena puasa harus menjaga telinga dan mata dari semua hal yang haram dan yang membawa keburukan.

Hindarilah memarahi dan menghardik pembantu dan pelayan, jauhilah. Dapatkan nilai dari puasa. Karena hari itu adalah hari puasamu jangan jadikan hari puasamu sama dengan hari ketika kamu tidak berpuasa. Rasul saw bersabda: ”Apa yang paling mudah dijalankan oleh orang yang berpuasa adalah dan Allah swt menjadikanNYA mudah bagi orang yang puasa adalah tidak minum dan tidak makan”.

Puasa hakekatnya adalah memutuskan anggota badan dari perbuatan dosa, tidak sekali-kali melihat pada hal-hal yang dilarang Allah swt. Kalau berpuasa dengan dasar tersebut, maka hati akan terjaga untuk selalu mengingat Allah swt, hanya berpuasa untuk Allah swt sajalah puasa itu akan sempurna. Kalau seseorang mengetahui hakikat puasa, maka derajat dan hikmat tasyri’ puasapun akan diketahuinya. Dengan sendirinya dia akan menjauhi dan menghindari dari perbuatan haram sehingga puasanya dapat diterima, kalau tidak, maka puasanya patut dipertanyakan. Makna dari pada sudah terlaksananya kewajiban berpuasa, tidaklah berarti bahwa nanti dihari kiamat dia sudah akan berbahagia dan puasanya telah diterima.

Ukuran yang paling jelas untuk menimbang puasa diterima atau tidaknya puasa dibulan puasa adalah sabda Rasulullah saw. Bagi orang yang berada di bulan (puasa-Ramadhan) tapi dosanya tidak berkurang, sebagaimana sabda Nabi:”Barang siapa telah meniggalkan bulan puasa (Ramadhan) tapi dosanya tidak berkurang, Allah swt tidak akan mengampuninya”. Dengan dasar ini pula beliau diutus Allah swt sebagai rahmat untuk seluruh alam.

Petunjuk jelas untuk memperluas dan melipat gandakan rahmat, pengampunanNya yang mencakup semuanya serta kasihNya dibulan ini. Bukankah tidak kenikamatan lain lagi selain ini?!. Dia adalah Rahmatan lil alamin. Muslimin tidak akan terkutuk betapapun besar dosanya
Read more >> Artikel ini Di Dapat Dari Web/Blog : http://no-doong.blogspot.com/2011/07/1.html#ixzz1ptbHpGIn

Makrifat kepada Allah

Ma'rifat adalah tingkat penyerahan diri kepada Allah secara berjenjang, secara tingkat demi setingkat sehingga sampai kepada tingkat keyakinan yang kuat. Orang yang memiliki ilmu ma'rifat dianggap sebagai orang yang 'arif', karena ia bisa memikirkan dalam-dalam tentang segala macam liku-liku kehidupan di dunia ini.

Oleh karena itu jika kita bersungguh-sungguh dalam mempelajari ilmu ma'rifat, maka akan meraih suatu karomah. Karomah adalah keistimewaan yang tidak dimiliki orang awam. Bentuk karomah tersebut adalah mata hati kita menjadi awas dan indra keenam kita menjadi tajam. Jika indra keenam menjadi tajam, kita akan dapat mengetahui sesuatu yang tersembunyi di balik peristiwa.

Orang yang mata hatinya dan indra keenamnya tajam, maka ia dapat masuk ke dalam hal-hal yang dianggap gaib (tersembunyi). Orang yang arif (memiliki ilmu ma'rifat), suka memperhatikan tanda-tanda kebesaran Allah dengan mata kepalanya, kemudian ia merenungkan dengan mata hatinya.

Orang ma'rifat jika melakukan sesuatu atau memutuskan sesuatu menggunakan muraninya daripada hawa nafsunya. Ia tahu betul, apakah hawa nafsu yang mempengaruhi dirinya atau nuraninya yang berkata. Oleh karena itu, orang yang sudah menduduki tingkat ini, selalu tajam indera keenamnya. Ia tahu sesuatu yang merugikan bagi dirinya meskipun tampak seakan-akan menguntungkan. Ia pun tau apa yang menguntungkan, meskipun seakan-akan tampak seperti merugikan.

Maka, jangan heran, kadang-kadang orang awam memandang sesuatu itu baik dan menguntungkan, namun bagi orang ma'rifat (orang yang tajam indera keenamnya), dipandang sebagai sesuatu yang membahayakan.

Melihat kebaikan dan keburukan dengan mata kepala saja tidak akan dapat mengetahui keadaan yang sebenarnya. Sesuatu yang elok dipandang mata kadang-kadang hanyalah tipuan belaka. Sesuatu yang buruk dipandang mata, kadang-kadang tersimpan sesuatu yang menguntungkan. Maka betapa pentingnya jika kita berlatih untuk mempertajam mata hati dan indera keenam.

Buta mata belum tentu membahayakan bagi kehidupan kita. Karena banyak orang yang buta matanya, tetapi masih mampu melakukan sesuatu yang terbaik bagi dirinya. Bahkan ia mempunyai keistimewaan, yakni lebih awas daripada kita yang memiliki mata normal. Namun jika mata hati telah buta, maka pertanda hancurlah kehidupan kita, baik kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat.

Orang yang buta hatinya, seringkali merasa kecewa dalam menghadapi liku-liku kehidupannya, karena ia sering gagal dalam mengambil keputusan. Keputusannya lebih banyak meleset. Sebab, yang digunakan untuk mengambil keputusan lebih didasarkan pada penglihatan mata dan akal yang dipenuhi hawa nafsu. Jadinya, ia kurang cermat dan kurang hati-hati. Ia mudah terkecoh dengan fatamorgana serta khayalan-khayalannya sendiri.

"Dan barang siapa yang buta mata hatinya di dunia ini, maka buta pula di akhirat, jauh tersesat jalannya."

"Sesungguhnya, bukan matanya yang buta, tetapi mata hatinyalah yang buta, yang berada di rongga dadanya."

Oleh karena itu, betapa pentingnya kita mempelajari ilmu ma'rifat. Dengan ilmu ma'rifat, hati dan alam bawah sadar kita terhindar dari 'kebutaan'. Hati kita menjadi jernih sehingga setiap apa yang kita pikirkan dan kita lakukan akan mendatangkan hasil yang menguntungkan.

Orang yang ma'rifat, selalu berprasangka baik kepada siapapun. Ia juga selalu berprasangka baik kepada Allah swt. TIdak pernah berkeluh kesah dalam hidupnya. Ia selalu merasa dekat kepada Allah. Selalu merasa cinta, penuh harapan dan hatinya terasa senantiasa tenteram.

Ilmu ma'rifat mengantarkan kita kepada suasana hati ikhlas dalam berbuat apa saja, lebih-lebih beribadah kepada Allah. Ibadahnya dilakukan tanpa pamrih dan tanpa keinginan dipuji orang lain.

Orang-orang ma'rifat menganggap jika perbuatan dilakukan tidak dengan ikhlas, tetapi dengan pamrih, maka akan mengotori jiwanya. Jika jiwa kotor, hati akan berdebu. Bila hati berdebu berarti mata batin dan indera keenam telah buta.

Golongan orang-orang ini selalu menjaga hatinya dan alam bawah sadarnya agar tidak tercemar oleh debu-debu yang dapat membutakan. Karena itu, suasana hati orang-orang ma'rifat selalu tenteram karena selalu berprasangka baik kepada siapa pun, tidak membenci, tidak dendam, tidak iri hati, tidak sombong dan tidak riya'.

Sebab, sederetan penyakit semisal sombong, benci, dendam, iri hati dan sebagainya merupakan letupan emosi, bukan nurani yang berbicara, melainkan nafsu keserakahan.

Jika kita telah mendalami ilmu ma'rifat dengan bersungguh-sungguh, maka akan dapat melihat betapa diri kita menjadi orang yang luar biasa. Mungkin kita akan terheran-heran. Karena jika ilmu ma'rifat telah dikuasai, maka seseorang akan dapat mengenal Allah, sehingga antara dirinya dan Allah seakan-akan tidak ada batas/perantara, sehingga seakan-akan mampu berhubungan langsung.

Disamping itu, kita akan dapat dengan mudah menyerahkan hawa nafsu menurut kehendak Allah. Kita merasa tidak punya hak untuk memiliki, sekalipun pada diri sendiri. Karena menyadari segala sesuatu yang ada di dunia ini hanyalah milik Allah, termasuk nyawa kita.

Diambil dari buku Telaga Ma'rifat, karya Syaikh Ibnu 'Athoillah
Read more >> Artikel ini Di Dapat Dari Web/Blog : http://no-doong.blogspot.com/2011/07/1.html#ixzz1ptbHpGIn

Sabtu, 17 Maret 2012

Waktu-waktu Do'a Makbul

Kira-kira ada  31 waktu yang do'a pada waktu itu lebih dekat untuk dikabulkan oleh Tuhan yaitu :

1. Sesudah waktu sembahyang 5 waktu (Hadits Tarmizi)
2. Ditengah malam buta (Hadits Tarmizi dan Bukhari)
3. Di malam Qadar (Alquran-surat Kadar 3-4)
4. Petang Kamis malam Jumat (Hadits Tarmizi)
5. Salah satu waktu di malam hari (Hadits Muslim)
6. Diantara Adzan dan Qamat (Hadits Tarmizi)
7. Ketika musafir, ketika teraniaya, ketika bapak mendoakan anak celaka (Musnad Ahmad Bin Hanbal)
8. Sesudah waktu ashar hari jumat (Imam Ahmad)
9. Pada hari Arafah
10. Pada bulan Ramadhan
11. Pada hari jumat
12. Pada waktu zuhur bulan ramadhan
13. Pada ketika mendengar adzan
14. Pada antara dua "hayya 'alalfalah"
15. Sesudah qamat sembahyang
16. Ketika berbaris pada perang sabil
17. Pada ketika berkecamuk perang sabil
18. Pada waktu sujud
19. Pada ketika membaca Alquran
20. Pada ketika khatam Alquran
21. Pada ketika imam membaca "Waladdhallin"
22. Pada ketika minum air zam-zam
23. Pada ketika mendengar kokok ayam
24. Pada ketika dalam majelis dzikir
25. Pada ketika memejamkan mata mayat
26. Pada ketika turun hujan
27. sesudah awal hari arba'a
28. Pada ketika melihat Ka'bah
29. Pada ketika melempar jumrah di Mina
30. Pada ketika dalam Ka'bah
31. Pada ketika menziarahi makam nabi di Madinah

Baik juga diterangkan bahwa sekalian do'a dikabulkan Tuhan apabila memenuhi syarat-syaratnya, tetapi kalau do'a itu dilakukan pada saat-saat ijabah ini, itu lebih baik dan lebih cepat untuk dikabulkan
Read more >> Artikel ini Di Dapat Dari Web/Blog : http://no-doong.blogspot.com/2011/07/1.html#ixzz1ptbHpGIn

Dialog Iblis dengan Rasulullah SAW

Iblis merupakan satu bangsa Jin yang sangat alim, warak, ahli ibadah, menjadi ketua kepada Malaikat dan Jin. Apabila Allah s.w.t menjadikan Nabi Adam a.s dan memerintahkan semua makhluk untuk sujud kepada Nabi Adam a.s., Iblis engkar dan tak nak sujud. Iblis telah di murkai dan di laknati oleh Allah s.w.t.
Atas kejadian tersebut Iblis telah minta tangguh umurnya sehingga hari Qiamat dan berjanji untuk menyesatkan seluruh anak cucu Nabi Adam a.s. dengan segala cara dan tipu dayanya. Iblis berjanji di depan Allah s.w.t untuk menyesatkan keseluruhan umat manusia kecuali mereka2 yang IKHLAS kerana Allah s.w.t.
Untuk itu kita perlu waspada mengenai hasutan, pelan tindakkan, strategi penyesatan, dan permainan Iblis dan rakan-rakannya. Kita tahu kita tidak boleh nampak Iblis dan Iblis boleh nampak kita dan boleh mengalir di salur darah kita. Kita tahu Iblis ini memang pandai dalam bab Ilmu Agama dan juga Ilmu2 yang lain. Ia lebih mahir dan lebih tahu perihal manusia itu. Setiap manusia yang lahir akan ada bersamanya “Iblis” yang memerhati setiap gerak geri dari kecil sehingga mati. Iblis ini mencari masa yang sesuai untuk menyesatkan manusia.
Jika orang itu warak dan alim maka akan di sesatkan dengan kewarakan dan kealimannya. Jika orang itu berilmu maka dia akan memaniskan ilmunya untuk lebih berilmu dan mula lupakan tuhan. Jika orang itu meminati perkara yang samar maka ia akan menjelaskan dan mengatakan yang samar itulah yang benar.
TUJUAN IBLIS : Ialah untuk MENYESATKAN umat manusia dan MEMBELAKANGKAN ALLAH s.w.t di dalam kehidupan supaya sama-sama menyertai Iblis.
Untuk itu marilah kita kenali Iblis melalui Dialog antara Rasulullah s.a.w dengan Iblis untuk kita semua lebih peka akan tindak-tanduk Iblis dalam kehidupan kita. Semoga kita semua di beri Rahmat dan Pentujuk untuk menjadi hamba yang benar-benar Ikhlas kepada Allah s.w.t.
Dialog Iblis Dan Rasulullah s.a.w – Iblis Musuh Yang Nyata
Dari Muadz bin Jabal, dari Ibu Abbas: Ketika kami sedang bersama Rasulullah saw di kediaman seorang sahabat Anshar, terdengar panggilan seseorang dari luar rumah, “Wahai penghuni rumah, bolehkah aku masuk? Sebab kalian akan membutuhkanku.” Rasulullah saw bersabda: “Tahukah kalian siapa yang memanggil?” Kami menjawab: “Allah dan rasul-Nya yang lebih tahu.” Rasulullah melanjutkan, “Itu Iblis, laknat Allah bersamanya.”
Lalu Saidina Umar bin Khattab berkata:“Izinkan aku membunuhnya wahai Rasullulah.” Rasulullah menahannya: “Sabar wahai Umar, bukankah kamu tahu bahwa Allah memberinya kesempatan hingga hari kiamat? Lebih bukakan pintu untuknya, sebab dia telah diperintahkan untuk ini, pahamilah apa hendak ia katakan dan dengarkan dengan baik.”
Ibnu Abbas ra berkata: pintu lalu dibuka, ternyata dia seperti seorang kakek yang cacat satu matanya. Di janggutnya terdapat 7 helai rambut seperti rambut kuda, taringnya terlihat seperti taring babi, bibirnya seperti bibir sapi.
Iblis berkata: “Salam untukmu Muhammad. Salam untukmu para hadirin”
Rasulullah saw lalu menjawab: “Salam hanya milik Allah swt, sebagai makhluk terlaknat, apa keperluanmu?”
Iblis menjawab: “ Wahai Muhammad, aku datang kesini bukan atas kemauanku, namun karena terpaksa”.
“Siapa yang memaksamu?”
“Seorang malaikat utusan Allah mendatanganiku dan berkata: Allah SWT memerintahkanmu untuk mendatangi Muhammad sambil menundukan diri. Beritahu Muhammad tentang caramu dalam menggoda manusia. Jawablah dengan jujur semua pertanyaannya. Demi kebesaran Allah, andai kau berdusta satu kali saja, maka Allah akan jadikan dirimu debu yang ditiup angin.”
“Oleh karena itu aku sekarang mendatanganimu. Tanyalah apa yang hendak Kau tanyakan. Jika aku berdusta, aku akan dicaci oleh setiap musuhku. Tidak ada sesuatu pun yang paling besar menimpaku daripada cacian musuh.”
Orang yang dibenci Iblis
Rasulullah saw lalu bertannya kepada iblis: “Kalau kau benar jujur, siapakah manusia yang paling kau benci?” Iblis segera menjawab: “Kamu, kamu dan orang sepertimu adalah makhluk Allah yang paling aku benci.”
“Siapa selanjutnya?” tanya Rasulullah saw.
“Pemuda yang bertaqwa memberikan dirinya mengabdi kepada Allah swt.”
“Lalu Siapa lagi?”
“Orang alim dan wara’ (loyal)”
“Lalu siapa lagi?”
“Orang yang selalu bersuci (juga merujuk kepada orang yang tetap wudu’nya).”
“Siapa lagi?”
“Seorang yang fakir yang sabar dan tak pernah mengeluhkan kesulitannya kepada orang lain?”
“Apa tanda kesabarannya?”
“Wahai Muhammad, jika ia tidak mengeluhkan kesulitannya kepada orang lain selama 3 hari, Allah akan memberi pahala orang – orang yang sabar.”
“Selanjutnya apa?”
“Orang yang bersyukur”
“Apa tanda kesukurannya ?”
“Ia mengambil kekayaannya dari tempatnya, dan mengeluarkannya juga dari tempatnya”.
“Pandanganmu mengenai orang seperti Abu Bakar?”
“Ia tidak menurutiku di masa jahiliyah, apalagi dalam Islam.”
“Umar Bin Khattab ?”
“Demi Allah, setiap berjumpa dengannya aku pasti kabur (ketakutan).”
“Usman Bin Affan?”
“Aku Malu kepada orang yang malaikat pun malu kepadanya.”
“Ali Bin Abi Thalib?”
“Aku berharap darinya agar kepalaku selamat, dan berharap ia melepaskanku dan aku melepaskannya. Tetapi ia tak akan mau melakukan itu.” (Ali Bin Abi Thalib selalu berdzikir terhadap Allah swt)
Amalan yang Dapat Menyakiti Iblis
“Apa yang kau rasakan jika melihat seseorang dari umatku yang hendak shalat?”
“Aku merasa panas dingin dan gemetar.”
“Kenapa?”
“Sebab, setiap seorang hamba yang bersujud 1 kali kepada Allah, Allah mengangkatnya 1 derajat hamba terebut.”
“Jika seorang umatku berpuasa ?”
“Tubuhku terasa terikat hingga ia berbuka.”
“Jika ia berhaji?”
“Aku seperti orang gila.”
“Jika ia membaca Al-Qur’an?”
“Aku merasakan diriku meleleh laksana timah di atas api”
“Jika ia bersedekah?”
“ Itu sama saja orang tersebut membelah tubuhku dengan gergaji.”
“Mengapa bisa begitu ?”
“ Sebab dalam sedekah ada 4 keuntungan baginya. Yaitu keberkahan dalam hartanya, hidupnya disukai, sedekah itu kelak akan menjadi hijab antara dirinya dengan api neraka dan segala macam musibah akan terhalau dari dirinya.”
“Apa yang dapat mematahkan pinggangmu?”
“Suara kuda perang dijalan Allah.”
“Apa yang dapat melelehkan tubuhmu?”
“Taubat orang bertaubat (orang yang benar-benar taubatnya).”
“Apa yang dapat membakar hatimu?”
“Istighfar diwaktu siang dan malam.”
“Apa yang dapat mencoreng (melukakan) wajahmu?”
“Sedekah yang diam-diam (contoh mudah ialah tangan kanan bersedekah walhal tangan kiri tidak mengetahui akan sedekah tangan kanan tersebut).”
“Apa yang dapat merusak wajahmu?”
“Shalat fajar.”
“Apa yang dapat memukul kepalamu?”
“Shalat berjamaah.”
“Apa yang paling mengganggumu?”
“Majlis para ulama.”
“Bagaimana cara makanmu?”
“Dengan tangan kiri dan jariku.”
“Dimanakah kau menaungi anak-anak mu dimusim panas?”
“Dibawah kuku manusia (perintah supaya memendekkan kuku).”
Manusia Yang Menjadi Teman Iblis
Lalu Baginda Rasulullah bertanya lagi: “Siapa temanmu wahai Iblis?”
“Pemakan riba”
“Siapa sahabatmu?”
“Penzina”
“Siapa teman tidurmu?”
“Pemabuk”
“Siapa utusanmu?”
“Tukang sihir (juga merujuk kepada orang yang menyesatkan)”
“Apa yang membuatmu gembira?”
“Bersumpah dengan cerai”
“Siapa kekasihmu?”
“Orang yang meninggalkan Solat Jumaat”
“Siapa manusia yang paling membahagiakanmu?”
“Orang yang meninggalkan solatnya dengan sengaja”
Iblis Tidak Berdaya Dihadapan Orang yang Ikhlas
Rasullullah SAW lalu bersabda lagi: “Segala puji bagi Allah yang telah membahagiakan ummatku dan menyengsarakanmu.”
“Iblis segera menjawab: “Tidak. Tak akan ada kebahagiaan selama aku hidup hingga Hari Akhir. Bagaimana Kau bisa berbahagia dengan ummatmu, sementara aku bisa masuk ke dalam aliran darah mereka dan mereka tak bisa melihatku? Demi yang menciptakan diriku dan memberikanku kesempatan hingga hari akhir, aku akan menyesatkan mereka semua. Baik yang bodoh, atau yang pintar, yang bisa membaca dan tidak bisa membaca, yang durjana dan yang saleh, kecuali hamba Allah yang Ikhlas (Mukhlisin).”
“Siapa orang yang ikhlas menurutmu ?”
“Tidaklah Kau tahu wahai Muhammad, bahawa barang siapa yang menyukai emas dan perak, ia bukan orang yang ikhlas. Jika kau lihat orang yang tidak menyukai dinar dan dirham, tidak suka pujian dan sanjungan, aku bisa pastikan bahwa ia orang yang ikhlas, maka aku meninggalkannya. Selama seorang hamba masih menyukai harta dan sanjungan serta hatinya masih selalu terikat dengan kesenangan dunia, ia sangat patuh padaku.”
Iblis dibantu oleh 70 000 anak – anaknya
Iblis berkata lagi: “Tahukah kamu wahai Muhammad, bahwa aku mempunyai 70 000 anak dan setiap anak memilki 70 000 syaitan. Sebahagian ada yang aku tugaskan untuk mengganggu ulama’. Sebahagian untuk mengganggu anak-anak muda, sebahagian untuk mengganggu orang tua, sebahagian untuk menggunggu wanita tua, sebagian anakku juga aku tugaskan kepada para zahid.
Aku punya anak yang suka mengencingi telinga manusia sehingga ia tidur pada shalat berjamaah. Tanpanya manusia tidak akan mengantuk pada waktu shalat berjamaah.”
“Aku juga punya anak yang suka menaburkan sesuatu dimata orang yang sedang mendengarkan ceramah ulama hingga mereka tertidur hingga pahalanya terhapus.”
“Aku juga punya anak yang senang berada di lidah manusia. Jika seseorang melakukan kebajikan lalu ia ceritakan kepada manusia (membangga-bangga), maka 99% pahalanya akan terhapus.”
“Pada setiap seseorang wanita yang berjalan, anakku dan syaitan duduk dipinggul dan pahanya, lalu menghiasinya agar setiap orang memandanginya.”
Iblis berkata lagi: “Keluarkan tanganmu, lalu ia mengeluarkan tangannya lalu syaitan pun menghiasi kukunya. Mereka, anak-anak ku selalu menyusup dan berubah
ke satu kondisi ke kondisi lainnya, dari satu pintu ke pintu lainnya untuk menggoda manusia hingga mereka terhempas dari keikhlasan mereka.”
“Akhirnya mereka menyembah Allah tanpa ikhlas, namun mereka tidak merasa akannya.”
Berkata lagi Iblis tersebut: “Tahukah kamu wahai Muhammad? Bahwa ada rahib yang telah beribadat kepada Allah selama 70 tahun. Setiap orang sakit yang didoakan olehnya sembuh seketika. Aku terus meggodanya hingga ia berzina, membunuh dan kufur.”
Cara Iblis Menggoda
Iblis menyambung ceritanya: “Tahukah kamu wahai Muhammad? Dusta berasal dari diriku. Akulah mahluk pertama yang berdusta. Pendusta adalah sahabatku. Barang siapa bersumpah dengan berdusta, ia kekasihku. Tahukah kau Muhammad? Aku bersumpah kepada Adam dan Hawa derngan nama Allah bahwa aku benar-benar menasihatinya. Sumpah dusta adalah kegemaranku. Ghibah (gosip) dan Namimah (adu domba) kesenanganku. Kesaksian palsu kegembiraanku.
Orang yang bersumpah untuk menceraikan istrinya ia berada di pinggir dosa walau hanya sekali dan walaupun ia benar. Sebab barang siapa membiasakan dengan kata-kata cerai,isterinya menjadi haram baginya. Kemudian ia akan beranak cucu hingga hari kiamat. Jadi semua anak-anak zina dan ia masuk neraka hanya karena satu kalimat, iaitu Cerai.”
Iblis menyambung: “Wahai Muhammad, umatmu ada yang suka mengulur-ngulur (melambat-lambatkan) solat, Setiap ia hendak berdiri untuk solat, aku bisikkan padanya waktu masih lama, kamu masih sibuk, lalu ia menundanya hingga ia melaksanakan solat di luar waktu, maka solat itu dipukulkannya ke mukanya.”
“Jika ia berhasil mengalahkanku, aku biarkan ia shalat. Namun aku bisikkan ke telinganya lihat kiri dan kananmu, ia pun menoleh. Pada saat itu aku usap dengan tanganku dan kucium keningnya serta aku ucapkan ‘solatmu tidak sah’. Bukankah kamu tahu Muhammad, orang yang banyak menoleh dalam shalatnya akan dipukul?”
“Jika ia solat sendirian, aku suruh dia untuk bergegas. Iapun solat seperti ayam yang mematuk beras. Jika ia berhasil mengalahkanku dan ia shalat berjama’ah, aku ikat lehernya dengan tali, hingga ia mengangkat kepalanya sebelum imam, atau meletakkan sebelum iamam. Kamu tahu bahwa melakukan itu batal shalatnya dan wajahnya akan dirubah menjadi wajah keledai.”
Iblis menyambung lagi: “Jika ia berhasil mengalahkanku, aku tiup hidungnya hingga ia menguap dalam shalat. Jika ia tidak menutup mulutnya ketika menguap, syaitan akan masuk ke dalam dirinya, dan membuatnya menjadi bertambah serakah dan gila dunia. dan ia pun semakin taat padaku.”
Iblis berkata kepada Rasulullah: “Kebahagiaan apa untukmu, sedangkan aku memerintahkan orang miskin agar meninggalkan shalat. Aku katakan padanya, ‘Kamu tidak wajib shalat, shalat hanya wajib untuk orang yang berkecukupan dan sehat. Orang sakit dan miskin tidak. Jika kehidupanmu telah berubah baru kau shalat.’ Ia pun mati dalam kekafiran. Jika ia mati sambil meninggalkan shalat, maka Allah akan menemuinya dalam kemurkaan.”
“Wahai Muhammad, apakah engkau akan bergembira dengan umatmu padahal aku mengeluarkan seperenam mereka dari Islam?”
10 Permintaan Iblis Kepada Allah SWT
Rasulullah bertanya pula kepada Iblis: “Berapa yang kau pinta dari Tuhanmu?”
“10 macam”
“ Apa saja?”
“Aku minta agar Allah membiarkanku berbagi dalam harta dan anak manusia, Allah mengizinkan. Allah berfirman, “Berbagilah dengan manusia dalam harta dan anak.
Dan janjikanlah mereka, tidaklah janji setan kecuali tipuan” (Qs Al Isra :64).
“Harta yang tidak dizakatkan, aku makan darinya. Aku juga makan dari makanan haram dan bercampur dengan riba. Aku juga makan dari makanan yang tidak dibacakan nama Allah.”
“Aku minta agar Allah membiarkanku ikut bersama dengan orang yang berhubungan dengan istrinya tanpa berlindung dengan Allah. Maka setan ikut bersamanya dan anak yang dilahirkan akan sangat patuh kepada syaitan.”
“Aku minta kepada Allah agar aku bersama dengan orang yang menaiki kendaraan bukan untuk tujuan yang halal. Aku minta agar Allah menjadikan kamar mandi sebagai rumahku. Aku minta agar Allah menjadikan pasar sebagai ‘masjid’ku. Aku minta agar Allah menjadikan syair sebagai ‘kitab’ku.
Aku minta agar Allah memberikan saudaraku, maka ia jadikan orang yang membelanjakan hartanya untuk maksiat sebagai saudaraku. Allah berfirman, “Orang-orang boros (membazir) adalah saudara-saudara syaitan. “(Qs. Al – Isra:27).
“Wahai Muhammad, aku juga meminta agar Allah membuatku bisa melihat manusia sementara mereka tidak bisa melihatku. Dan aku minta agar Allah memberiku kemampuan untuk mengalir dalam aliran darah manusia. Allah menjawab, “Silakan,” aku bangga dengan hal itu hingga hari kiamat. Sebahagian besar manusia bersamaku di hari kiamat.”
Iblis berkata lagi: “Wahai Muhammad, aku tak bisa meyesatkan orang sedikitpun, aku hanya bisa membisikkan dan menggoda,”
“Jika aku bisa menyesatkan, tak akan tersisa seorang pun. Sebagaimana dirimu, kamu tidak bisa memberi hidayah sedikitpun, engkau hanya Rasul yang menyampaikan amanah. Jika kau bisa memberi hidayah, tak akan ada seorang kafir pun dimuka bumi ini. Kau hanya bisa menjadi penyebab untuk orang telah ditentukan sengsara. Orang yang bahagia adalah orang yang telah ditulis bahagia sejak diperut ibunya. Dan orang yang sengsara adalah orang yang telah ditulis sengsara semenjak dalam kandungan ibunya.” (nafi makhluk, Isbatkan Allah)
Rasulullah SAW lalu membaca ayat berikut: “Mereka akan terus berselisih kecuali orang yang dirahmati oleh Allah SWT” (QS Hud : 118 – 119). Juga membaca, “Sesungguhnya ketentuan Allah pasti berlaku” (Qs Al-Ahzab :38). Iblis lalu berkata: “Wahai Rasul Allah, takdir telah ditentukan dan pena takdir telah kering.
Maha Suci Allah yang menjadikanmu pemimpin para Nabi dan Rasul, pemimpin penduduk syurga, dan yang telah menjadikan aku pemimpin makhluk-makhluk celaka dan pemimpin penduduk neraka. Aku si celaka yang terusir. Ini akhir yang ingin aku sampaikan kepadamu. Dan aku tidak sesekali berbohong.”
Begitulah kisah mengenai Iblis, yang telah dipersaksikan kehadapan Baginda Rasulullah saw tanpa ada sedikit pun penipuan dalam percakapannya. Maha Suci Allah yang menciptakan berbagai-bagai ragam Makhluk-Nya. Hanya tinggal untuk membuat pilihan antara kita, sama ada jalan ‘benar’ atau jalan sebaliknya yang hendak kita pilih dalam mendapatkan Redha Allah swt.


Sumber :
1.Kitab Sajaratul Kaun oleh Muhyidin Ibnu Arabi/Darul ‘Ilmi al – Munawar asy-Syamsiyah, Madinah.
2.Iblis Dan Alamnya (Musuh Kamu Yang Paling Nyata) oleh Atok Zamany.
3.Blog – http://ini-thoni.blogspot.com/
Read more >> Artikel ini Di Dapat Dari Web/Blog : http://no-doong.blogspot.com/2011/07/1.html#ixzz1ptbHpGIn

Adiwiyata


Sekolah Berbasis Lingkungan
Pendidikan Lingkungan Hidup  di Indonesia telah diupayakan oleh berbagai pihak sejak awal tahun 1970-an. Selama ini, pelaksanaan Pendidikan Lingkungan Hidup dilakukan oleh masing-masing pelaku pendidikan lingkungan hidup  secara terpisah. Dewasa ini, disadari bahwa berbagai upaya yang telah, sedang dan akan dilakukan dalam pendidikan lingkungan hidup perlu dicermati oleh seluruh pemangku kepentingan agar efektivitas pengembangan pendidikan lingkungan hidup menjadi lebih terencana, konsisten dan terstruktur.
 Menyikapi hal tersebut, Kementerian Negara Lingkungan Hidup pada tahun 2006 mencanangkan Program ADIWIYTA sebagai tindak lanjut dari MoU pada tgl 3 Juni 2005 antara Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan Nasional.
Kata ADIWIYATA berasal dari 2 kata Sansekerta “ADI” dan “WIYATA”. ADI mempunyai makna besar, agung, baik, ideal, atau sempurna. WIYATA mempunyia makna tempat dimana seseorang mendapatkan ilmu pengetahuan, norma dan etika dalam berkehidupan sosial. Bila kedua kata tersebut digabung, maka secara keseluruhan ADIWIYATA mempunyai makana : Tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidp kita dan menuju kepada cita-ciat pembangunan berkelanjutan.
Program Adiwiyata merupakan  salah satu dari Program Kementerian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelstarian Lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan bagi kepentingan generasi sekarang maupun yang akan datang.
Program Adiwiyata bertujuan untuk menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah agar dapat menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah (guru, murid dan karyawan sekolah) yang diwujudkan dalam :
a.       Pengembangan Kebijakan Sekolah peduli dan berbudaya Lingkungan
b.      Pengembangan Kurikulum berbasis Lingkungan
c.       Pengembangan Kegiatan Lingkungan berbasis partisipatif
d.      Pengembangan dan pengelolaan sarana pendukung sekolah berbudaya Lingkungan. Misalnya : Hemat Energi/penggunaan energi alternative, penghematan air, pengelolaan sampah dengan prinsip 3R (reduse, reuse, recyle)  
 Keuntungan dalam mengikuti Program Adiwiyata antara lain adalah :
 ·        Meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan operasional sekolah dan penggunaan berbagai sumber daya
·        Meningkatkan penghematan sumbe dana melalui pengurangan konsumsi berbagai sumber daya dan energi.
·        Menjadi tempat pembelajaran bagi generasi muda tentang nilai-nilai pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan benar
·        Menciptakan kondisi kebersamaan bagi semua warga sekolah

Read more >> Artikel ini Di Dapat Dari Web/Blog : http://no-doong.blogspot.com/2011/07/1.html#ixzz1ptbHpGIn

Rabu, 14 Maret 2012

Usaha Kita Termasuk Wajib AMDAL , UKL-UPL Atau SPPL ?

I. Pendahuluan
Penapisan terhadap jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup (UKL-UPL) perlu dilakukan mengingat besarnya rentang jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi UKL-UPL.
*Pasal 34 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup mengatur bahwa setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria wajib amdal, wajib memiliki UKL-UPL.
*Pasal 35 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup mengatur pula bahwa usaha dan/atau kegiatan yang tidak wajib dilengkapi UKLUPL, wajib membuat surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup (SPPL).
*Pasal 36 ayat (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup mengatur bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai UKL-UPL dan SPPL diatur dengan peraturan Menteri. Secara skematik, pembagian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Untuk menjamin bahwa UKL-UPL dilakukan secara tepat, maka perlu dilakukan penapisan untuk menetapkan jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan UKLUPL. Adapun usaha dan/atau kegiatan di luar daftar jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan UKL-UPL dapat langsung diperintahkan melakukan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup sesuai prosedur operasional standar (POS) yang tersedia bagi usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan, dan melengkapi diri dengan surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup (SPPL).
Disamping itu, mekanisme perizinan telah berkembang ke arah lebih sempurna, sehingga dengan kondisi tersebut beban kajian lingkungan dapat didorong untuk dapat menjadi bagian langsung dari mekanisme penerbitan izin. Sebagai contoh, dalam setiap pemberian izin mendirikan bangunan (IMB) telah termaktub kewajiban pemrakarsa untuk melakukan upaya pengelolaan lingkungan hidup antara lain: wajib membuat sumur resapan, berjarak tertentu dari batas daerah milik jalan (DAMIJA), dan lain-lain.
UKL-UPL merupakan salah satu persyaratan yang wajib dipenuhi dalam pelaksanaan penerbitan izin lingkungan, sehingga bagi usaha dan/atau kegiatan yang UKL-UPLnya ditolak maka pejabat pemberi izin wajib menolak penerbitan izin bagi usaha dan/atau kegiatan bersangkutan. UKL-UPL dinyatakan berlaku sepanjang usaha dan/atau kegiatan tidak melakukan perubahan lokasi, desain, proses, bahan baku dan/atau bahan penolong. Bagi UKL-UPL yang telah dinyatakan sesuai dengan isian formulir atau layak, maka UKLUPL tersebut dinyatakan kadaluarsa apabila usaha dan/atau kegiatan tidak dilaksanakan dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak rekomendasi atas UKL-UPL diterbitkan.
II. Langkah dan kriteria penapisan jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan UKL-UPL Penapisan jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan UKL-UPL dilakukan dengan langkah berikut:

1. Pastikan bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut tidak termasuk dalam jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi amdal.
a. Pastikan bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut tidak termasuk dalam daftar jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi amdal, baik yang ditetapkan dalam peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup atau keputusan bupati/walikota sesuai kaidah penetapan wajib amdal;
Catatan: Bupati/walikota atau Gubernur DKI Jakarta atas pertimbangan ilmiah dapat menetapkan suatu jenis usaha dan/ataukegiatan menjadi wajib amdal atas pertimbangan daya dukung, daya tampung dan serta tipologi ekosistem setempat menjadi lebih ketat dari daftar jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi amdal dalam peraturan Menteri.
b. Pastikan bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut tidak berlokasi di kawasan lindung;
Catatan: Usaha dan/atau kegiatan yang berbatasan dan/atau berlokasi di kawasan lindung wajib dilengkapi amdal.
c. Pastikan bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut tidak berlokasi di lokasi yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW) dan/atau rencana tata ruang kawasan setempat.
Catatan: Usaha dan/atau kegiatan yang
berlokasi tidak sesuai tata ruang wajib ditolak.
2. Pastikan bahwa potensi dampak dari rencana usaha dan/atau kegiatan telah tersedia teknologi untuk menanggulangi dampak tersebut.
Catatan: Jika tidak tersedia teknologi penanganan dampak dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan, maka kemungkinan rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut wajib dilengkapi amdal.
3. Periksa peraturan yang ditetapkan oleh menteri departemen sektoral atau kepala lembaga pemerintah non departemen (LPND) tentang jenis usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL untuk ditetapkan menjadi usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan UKL-UPL.
Catatan:
• Dalam hal menteri departemen sektoral atau kepala lembaga pemerintah non departemen (LPND) belum menetapkan jenis usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL, maka lakukan penetapan jenis usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL sebagaimana langkah keempat dan langkah kelima.
• Dalam hal menteri departemen sektoral atau kepala lembaga pemerintah non departemen (LPND) telah menetapkan jenis usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL tetapi tidak dilengkapi dengan skala/besaran, atau skala/besarannya
ditentukan tetapi tidak ditentukan batas bawahnya, maka lakukan penetapan jenis usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL
sebagaimana langkah keempat dan langkah kelima.
• Dalam hal terjadi perubahan terhadap peraturan yang ditetapkan oleh menteri departemen sektoral atau kepala lembaga
pemerintah non departemen (LPND) tentang jenis usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL, maka ketentuan dalam langkah ketiga ini wajib mengikuti peraturan yang mengalami perubahan tersebut.
4. Lakukan penapisan rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut untuk memastikan bahwa dampak dari rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut memerlukan UKL-UPL atau SPPL dengan menjawab pertanyaan berikut:
Apakah rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut akan memberikan dampak terhadap lingkungan hidup dan memerlukan
UKL-UPL berdasarkan kriteria berikut:
• Skala/besaran/ukuran
• Kapasitas produksi
• Luasan lahan yang
dimanfaatkan
• Limbah dan/atau cemaran
dan/atau dampak lingkungan
• Teknologi yang tersedia
dan/atau digunakan
• Jumlah komponen lingkungan
hidup terkena dampak
• Besaran investasi
• Terkonsentrasi atau tidaknya
kegiatan
• Jumlah tenaga kerja
• Aspek sosial kegiatan
Apabila diberikan jawaban “Ya” pada salah satu kriteria tersebut, maka diindikasikan kegiatan tersebut wajib dilengkapi dengan UKL-UPL.
5. Tetapkan jenis dan skala/besaran rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut wajib dilengkapi dengan UKL-UPL atau surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup (SPPL).
Catatan:
Pemerintah daerah dapat menetapkan jenis rencana usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL di luar jenis usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL yang ditetapkan oleh menteri departemen sektoral atau kepala lembaga pemerintah non departemen (LPND).
Read more >> Artikel ini Di Dapat Dari Web/Blog : http://no-doong.blogspot.com/2011/07/1.html#ixzz1ptbHpGIn