Rabu, 22 Februari 2012

Bank Dunia dan Lingkungan Hidup di Indonesia

Sebagai negarakepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.000 pulau, Indonesiamembentangkan dua kawasan biogeografis – Indomelayu dan Australia - danmendukung berbagai jenis kehidupan flora dan fauna dalam hutan basahyang asli dan kawasan pesisir dan laut yang kaya. Sekitar 3.305 spesieshewan amfibi, burung, mamalia dan reptil dan sedikitnya 29.375 spesiestanaman berpembuluh tersebar di pulau-pulau ini, yang diperkirakanmencapai 40 persen dari biodiversitas di kawasan APEC. Namun,lingkungan alam yang indah dan sumber daya yang kaya harus terusmenghadapi tantangan dari fenomena alam - letaknya di Ring Api Pasifikseismik yang tinggi yang mengalami 90 persen gempa bumi dunia - maupunkegiatan manusia.

Tekanan yangmeningkat dalam memenuhi tuntutan penduduk dan pengelolaan lingkunganyang tidak memadai merupakan tantangan yang merugikan rakyat miskin danperekonomian di Indonesia. Misalnya, total kerugian perekonomian akibatketerbatasan akses ke air bersih dan sanitasi yang aman setidaknyamencapai 2 persen dari PDB setiap tahun sedangkan biaya tahunan yangditimbulkan polusi udara bagi perekonomian Indonesia telahdiperhitungkan mencapai sekitar $400 juta per tahun. Biaya-biaya inisecara tidak proporsional ditanggung oleh rakyat miskin karena rakyatmiskin kemungkinan besar harus menghadapi polusi dan sulit melakukantindakan-tindakan untuk mengurangi dampaknya.

Tantangan sumber daya alam terus terjadi dan menjadi lebih rumit setelah desentralisasi.Misalnya, sektor kehutanan telah lama memainkan peranan yang sangatpenting dalam mendukung pembangunan perekonomian dan mata pencaharianmasyarakat pedesaan dan dalam menyediakan pelayanan lingkungan. Tetapi,sumber daya ini belum dikelola secara berkelanjutan atau adil. Untukmemperbaiki situasi ini, diperlukan sebuah visi baru yang dipimpin olehPemerintah mengenai seperti apa sektor kesehatan yang layak dan sehatdari segi lingkungan itu.

Kerangkaadministratif dan peraturan di Indonesia belum dapat memenuhi tuntutanakan adanya pembangunan yang berkelanjutan meskipun adanya dukungankebijakan dan pengembangan kapasitas dari pemerintah sendiri maupundukungan dari donor internasional. Kementerian-kementerian Indonesiayang terkait dengan pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam telahmemperoleh manfaat dari kepemimpinan yang baik di tingkat nasional danjuga dari jaringan organisasi masyarakat sipil yang aktif di seluruhnusantara yang difokuskan pada masalah-masalah lingkungan, denganpengalaman advokasi yang signifikan. Namun, memperbaiki pendekatanpengelolaan lingkungan dan sumber daya alam di Indonesia tidaklah mudah.

Kinerja yangburuk terutama disebabkan oleh dua alasan: Pertama, meskipun terdapatinvestasi yang besar pada kebijakan lingkungan dan sumber daya alamserta pengembangan kepegawaian, pelaksanaan peraturan dan prosedur dilapangan masih buruk dan lambat karena lemahnya komitmeninstansi-instansi sektoral, rendahnya kesadaran departemen-departemenlokal dan tantangan kapasitas di semua tingkatan. Selain itu,pengetahuan tentang dampak negatif lingkungan yang diperkirakan akanterjadi dari pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan mekanisme bagistakeholder untuk meminta pertanggungjawaban kinerja instansipemerintah masih lemah. Kedua, pertimbangan-pertimbangan lingkunganmasih sangat minim di tingkat perencanaan dan penyusunan program,terutama dalam proses perencanaan investasi publik dan dalam rencanatata guna lahan dan sumber daya daerah.
Artikel ini Di Dapat Dari Web/Blog : http://no-doong.blogspot.com/2011/07/1.html#ixzz1ptbHpGIn

Tidak ada komentar:

Posting Komentar